Menentukan Watt Lampu yang Nyaman Berdasarkan Luas Ruangan

Memilih watt lampu yang sesuai dengan luas ruangan akan memberikan penerangan yang nyaman. Setiap ruangan di dalam rumah tentunya memiliki luas yang berbeda. Masing-masing ruangan tersebut juga berfungsi sesuai kebutuhannya.

Lampu dengan watt yang sesuai dapat memaksimalkan kenyamanan ruang. Penggunaan lampu kamar misalnya, tentunya berbeda watt dengan penggunaannya di ruang tamu. Akan tetapi, hal ini tentu bagi sebagian orang agak kesulitan dalam memilihnya.

Sebagian besar orang mungkin mengira semua lampu sama saja. Terpenting adalah dapat menerangi seisi ruangan. Padahal, dari segi konsumsi energi saja tentunya sudah berbeda. Semakin kecil watt lampu tentu dapat menghemat daya listrik.

Lantas, bagaimana menentukan watt lampu yang nyaman berdasarkan luas ruangan ini. Berikut uraian singkatnya, mari simak artikel ini hingga akhir.

Jenis Lampu yang Bisa Digunakan

Ada beberapa jenis lampu yang bisa digunakan sebelum kita memilihnya. Mulai dari lampu jenis TL atau Fluorescent Lamp, LED, dan lampu halogen. Ketiga memiliki perbedaan satu sama lainnya. Simak apa saja perbedaannya berikut ini.

Lampu TL atau Fluorescent Lamp

Lampu jenis ini biasanya dikenal sebagai lampu pendar. Salah satu lampu yang banyak digunakan karena harganya terbilang ekonomis. Jenis lampu ini memanfaatkan gas neon dan lapisan fluorescent sebagai cahaya ketika dialiri arus listrik.

Lampu ini membutuhkan sedikit waktu agar menyala sempurna. Lampu TL diakui lebih hemat energi dibanding lampu konvensional.

Lampu LED (Light Emitting Diode)

Lampu LED juga diakui sebagai lampu paling hemat energi. Kehematan bahkan mencapai 90% dibandingkan lampu pijar pada umumnya. Hal ini menjadikan lampu LED begitu diminati saat ini.

Tak hanya itu, lampu jenis ini termasuk awet dengan usia pemakaian hingga mencapai 25 tahun. Maka tidak heran, meskipun harganya mahal akan tetapi lampu ini tetap menjadi pilihan banyak orang. Namun demikian, lampu LED harus dirawat agar tetap awet.

Lampu Halogen

Selanjutnya ada lampu halogen, yang cara kerjanya sama seperti lampu pijar. Lampu ini memijarkan filamen sehingga kualitas cahaya dan warnanya kurang lebih sama seperti lampu pijar.

Harganya pun cukup mahal, akan tetapi tidak jarang orang menggunakan jenis lampu berbentuk bundar ini sebagai dekorasi atau lampu hias. Misalnya untuk table lamp atau lampu sorot di ruang makan.

Apa itu Watt pada Lampu?

Mengetahui apa itu watt pada lampu tentu saja penting. Hal ini bisa jadi bahan pertimbangan bagi Anda untuk dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan listrik. Watt merupakan jumlah energi yang digunakan lampu.

Jika Anda memilih watt yang rendah, tentunya cahaya yang dihasilkan lampu kurang begitu terang. Sebaliknya jika Anda menggunakan lampu dengan watt tinggi, tentu sinarnya akan jauh lebih benderang.

Secara umum, 1 watt lampu menghasilkan 75 lumen. Lumen ini merupakan satuan pencahayaan yang penting digunakan, terutama untuk menghitung kebutuhan cahaya dalam sebuah ruangan.

Lantas, bagaimana cara memilih lampu dengan watt yang tepat sehingga pencahayaan dalam ruangan jadi maksimal. Berikut penjelasannya di bawah ini.

Cara Memilih Lampu dengan Watt yang Tepat

Ketahui Standar Pencahayaan Setiap Ruangan

Pertama Anda harus mengetahui standar pencahayaan setiap ruangan. Sederhananya, berikut ini standar pencahayaan ruang berdasarkan kebutuhan cahayanya.

  • Teras, standar pencahayaan 60 LUX
  • Ruang tamu, standar pencahayaan 120 – 150 LUX
  • Ruang makan, standar pencahayaan 120 – 250 LUX
  • Ruang kerja, standar pencahayaan 120 – 250 LUX
  • Kamar tidur, standar pencahayaan 120 – 250 LUX
  • Kamar mandi, standar pencahayaan 250 LUX
  • Dapur, standar pencahayaan 250 LUX
  • Garasi, standar pencahayaan 60 LUX

Hitung Kebutuhan Watt Lampu untuk Sebuah Ruang

Setelah mengetahui standar pencahayaan ruangan tersebut, Anda bisa menghitung kebutuhan watt dan jumlah lampu. Pastikan sebelum menghitung kebutuhan ini, Anda telah mengetahui luas ruangan.

Setelah semua datanya lengkap, berikut rumusan untuk menghitung kebutuhan watt lampu:

N = E x L x W / Ø x LLF x Cu x n

Keterangan:

N = Jumlah titik lampu

E = Kuat penerangan (Lux), rumah atau apartemen standar 100 lux – 250 lux

L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan Meter

W = Lebar (Width) ruangan dalam satuan Meter.

Ø = Total nilai pencahayaan lampu dalam satuan LUMEN

LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor kehilangan atau kerugian cahaya, biasa nilainya antara 0,7–0,8

Cu = (Coeffesien of Utilization)

n = Jumlah Lampu dalam 1 titik

Agar lebih jelasnya, berikut ini akan disertai contoh penghitungan kebutuhan lampu pada sebuah ruangan.

Misalnya Anda memiliki ruang makan dengan luas panjang 5 m dan lebar 4 m, jika menggunakan lampu TL berukuran 40 watt, berapa jumlah titik lampu TL yang Anda perlukan agar pencahayaan ruangan maksimal?

Berdasarkan standar pencahayaan, ruang makan memiliki standar 120 – 250 LUX. Ambil nilai tengahnya yaitu 200 LUX. Maka sudah diketahui bahwa E = 200 LUX.

Bohlam yang digunakan lampu TL berukuran 40 watt, maka nilai lumen lampu adalah 40 watt x 75 lumen, jadi diketahui lumen = 3000 lumen.

Untuk nilai koefisien atau CU, Anda bisa menggunakan standar koefisien penerangan langsung pada ruang dengan warna terang, kisaran 50 – 60%. Pada studi kasus ini, nila bisa kita ambil yang terendah, yakni 50% atau 0,5.

Terakhir komponen light loss factor yang umumnya berada di angka 0,7 – 0,8. Hal ini dipengaruhi kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dan lainnya. Kita ambil nilai terendah yaitu 0,7.

Perlu diingat bahwa setiap titik lampu menggunakan hanya satu buah lampu TL, maka nilainya (n) adalah 1.

N = E x L x W / Ø x LLF x Cu x n

N = 200 LUX x 5 meter x 4 meter / 3000 Lumen x 0,7 x 0,5 x 1

N = 4000 / 1050

N = 3,8

Hasil penghitungan di atas menunjukan titik lampu yang dibutuhkan sekitar 3,8. Bulatkan menjadi 4 buah lampu TL pada 4 titik berbeda. Jadi jumlah watt yang dibutuhkan ruang makan Anda sekitar 4 x 40 watt, sama dengan 160 watt.

Memilih Bentuk Lampu yang Tepat

Setelah Anda mengetahui jenis serta ukuran watt yang tepat untuk ruangan, selanjutnya yang tak kalah penting yakni memilih bentuk lampu. Bentuk bola lampu akan mempengaruhi persebaran cahaya yang dihasilkan lampu tersebut.

Semakin bulat bola lampu maka sebaran cahayanya semakin rata. Akan tetapi, Anda juga perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan visual berdasarkan jenis ruangan di rumah. Sebab aktivitas dan kebutuhan ruang akan mempengaruhi juga pemilihan bola lampu ini.

Untuk ruang tengah misalnya, Anda tidak memerlukan lampu yang memancarkan cahaya berlebihan. Lampu dengan bentuk spiral atau stick mungkin sudah cukup memadai. Agar cahaya lampu lebih fokus, Anda bisa menambahkan kap pada lampu tersebut.

Ini yang Terjadi Jika Memasang Lampu Berbeda Watt dengan Batas Ketahanan Dudukan Lampunya

Tiap dudukan lampu atau soket lampu, memiliki ketahanan dan kekuatannya masing-masing. Dudukan lampu ini dirancang sesuai kekuatan dari penggunaan dudukan tersebut.

Contohnya, dudukan lampu yang terbuat dari keramik, tentu lebih tahan panas dibandingkan dudukan lampu dari bahan plastik. Keramik mempunyai kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah dibanding plastik. Karena itulah, keramik juga dikenal sebagai isolator yang sangat baik.

Ketahanan dudukan lampu dapat Anda lihat dari desain dan komponennya. Mulai dari ketebalan, konduktivitas logam, penghantar, dan suhu maksimum hantarannya.

Ketahanan dudukan lampu dapat dilihat dari desain dan komponen dudukan lampu tersebut, yaitu dari ketebalannya, konduktivitas logam, metode penghantar, dan suhu maksimum hantarannya.

Apabila kalian hendak membeli lampu, perhatikan juga batas watt yang dimiliki oleh dudukan lampu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara penggunaan watt lampu dan dudukannya. Di antaranya adalah:

  • Jika memasang lampu LED 5 watt dengan dudukan lampu berkapasitas 200 watt, maka hasilnya adalah pendaran cahaya tidak terlalu terang atau redup
  • Jika memasang lampu pijar 100 watt dengan dudukan lampu berkapasitas 30 watt, maka dudukan lampu bisa mengalami kerusakan bahkan konsleting listrik.

Karena itulah, ada baiknya penggunaan dudukan lampu juga harus menyesuaikan watt lampu. Itulah uraian singkat tentang bagaimana menentukan watt lampu berdasarkan luas ruangan. Penggunaan watt lampu tentunya disesuaikan juga dengan batas penggunaan daya listrik sesuai kapasitas yang tersedia pada setiap hunian.

PT Mega Citra Bestari dipercaya untuk memegang lisensi distributor Lampu Philips. Lampu dan produk Philips sudah terkenal karena modelnya yang sangat modern dan mampu menghemat energi hingga 80% jika dibanding bola lampu konvensional. Temukan berbagai model lampu dan produk Philips dan beberapa merek lainnya pada PT Mega Citra Bestari. Segera hubungi kami untuk mendapatkan penawaran menarik.

info mcbestari

Recent Posts

Kenali Jenis Kabel Listrik untuk Instalasi Bangunan dan Fungsinya

Di era modern saat ini, kabel listrik masih menjadi pilihan utama sebagai media penghantar arus…

3 weeks ago

Jenis Fitting Lampu dan Fungsinya yang Perlu Diketahui

Fitting lampu merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pencahayaan. Fitting ini berfungsi untuk menghubungkan…

4 weeks ago

12 Dampak Positif Lampu LED Terhadap Lingkungan

Di era modern yang semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, penggunaan teknologi ramah lingkungan menjadi…

4 weeks ago

Melihat Proses Pemasangan Lampu Jalan Fasilitas Umum

Memasang lampu jalan PJU (Penerangan Jalan Umum) merupakan proses penting yang mempengaruhi kualitas penerangan dan…

4 weeks ago

Apa Saja Keunggulan Lampu LED Flood Light?

Lampu LED flood light menawarkan berbagai keunggulan seperti konsumsi daya yang jauh lebih rendah, umur…

1 month ago

Cara Pilih Lampu LED Flood Light Berkualitas

Lampu LED flood light telah menjadi pilihan populer untuk keperluan pencahayaan, mulai dari penerangan eksterior…

1 month ago

This website uses cookies.